Pupuk Organik Nasa

Pupuk Organik Nasa Telah Terbukti dan Teruji Multi Waktu Multi Komoditi Multi Lokasi

Pestisida Nabati

Solusi produk organik untuk pengendalian hama Tanaman yang ramah linkungan

Info Bisnis Nasa

Ayo Bergabung Bersama Nasa Menuju Masa Depan Lebih Baik

Pertanian Nasa

Peningkatan Hasil Panen,Lahan menjadi subur,Hemat Pupuk Kimia

Peternakan Nasa

Suplemen Nutrisi Ternak Sapi,Kambing,Unggas Hemat Pakan,Cepat Panen

Minggu, 15 Juli 2012

Pupuk Nasa Sawit Sengon


Pupuk NASA untuk Kelapa Sawit Yang belum Produksi :


Pergunakan POC NASA dan HORMONIK (4-5 : 1 tutup per tangki) untuk penyemprotan daun 1-2 bulan sekali, dan SUPERNASA 3,5 kg/hektar per 6 bulan bisa dikocorkan atau ditaburkan bersama NPK




Pupuk NASA untuk kelapa sawit Yang sudah Produksi :

Produk NASA yang digunakan adalah SUPERNASA + POWER NUTRITION
Dosis: SUPERNASA 4 kg + POWER NUTRITION 4 Kg + Pupuk Makro sesuai standrad. Aplikasi pemupukan 1 tahun pertama 4 x. Kemudian Tahun ke II bisa 1 tahun 3 x.

Pupuk Nasa Untuk Sengon




Dosis pemupukan Nasa untuk Tanaman Sengon sebagai berikut :

100 kg NPK dicampur 3 kg SUPERNASA diberikan 103 gram per pohon/aplikasi diberikan tiap 3-6 bulan sekali.
Penyemprotan 4 ttp POC NASA + 1 ttp HRN pertangki ( 14 liter ) untuk 20 pohon setiap sebulan sekali.
Pengendali hama untuk Ulat, penggerek batang, kutu2an disemprotkan PESTONA 10 ttp per tangki tiap sebulan sekali ( bisa dicampur penyemprotan POC NASA dn HORMONIK ). Untuk karat puru bisa disemprotkan GLIO 1 sendok makan per tangki atau dikocorkan bersamaan SUPERNASA.


Sabtu, 14 Juli 2012

Produk Pengendali Alami Hama dan Penyakit Tanaman

Selain Pupuk Organik,PT Natural Nusantara memberikan solusi produk organik untuk pengedalian hama Tanaman yang ramah linkungan yaitu :



    Sumber Bahan BakuNama Produk
    Sasaran Utama






    Tanaman Berkhasiat
    1. PESTONA






    2. PENTANA


    3. METILAT
    Ulat, wereng, 
    Penggerek batang,
    walang sangit, dll


    Hama kutu-kutuan, ulat


    Perangkap Hama khususnya serangga
    Mikroorganisme :
    1. Jamur
    -    Gliocladium Sp. danTrichoderma sp.


    -    Beveria bassiana Sp.




    1. Virus




    Glio




    BVR




    VITURA






    VIREXI




    Layu (fusarium, sp) Rebah semai atau
    (Phytium Sp), dll.
    Walang sangit,
    kutu-kutuan, wereng dll


    Spodoptera litura
    (Ulat grayak pada cabe, tomat, kacang, dll.)


    Spodoptera exigua
    (Ulat grayak pada bawang-bawangan)


    Jika  menggunakan Pestisida Nabati masih belum bisa mengatasi hama pada tanaman dapat digunakan Pestisida Kimia rekomendasi setempat dengan penggunaan yang Bijaksana

    Rabu, 11 Juli 2012

    BUDIDAYA KACANG TANAH




    III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
    3.1. Pembibitan
    3.1.1. Persyaratan Benih
    Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
    a. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
    b. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
    c. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
    d. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
    e. Kadar air benih berkisar 9-12 %.

    3.1.2. Penyiapan Benih
    Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.

    3.2. Pengolahan Media Tanam
    3.2.1. Persiapan dan Pembukaan lahan
    Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.

    3.2.2. Pembentukan Bedengan 
    Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.

    3.2.3. Pengapuran
    Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.

    3.2.4. Pemberian Natural GLIO
    Untuk mencegah terjadinya serangan jamur berikan Natural GLIO. Pengembangbiakan Natural GLIO dengan cara: 1-2 sachet Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik) . Pemberian Natural GLIO pada sore hari.

    3.2.5. Pemberian Pupuk Makro dan SUPER NASA
    Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:
    a. Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
    b. Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.
    c. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1-2 botol (500-1000 cc) diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10-20 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA.

    Adapun cara penggunaan SUPER NASA sbb :
    alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
    alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram + 10 meter bedengan.

    Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.

    3.3. Teknik Penanaman
    3.3.1. Penentuan Pola Tanam
    Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.

    3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
    Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.

    3.3.3. Perendaman Benih dengan POC NASA 
    Pilih benih yang baik dan agar benih dapat berkecambah dengan cepat dan serempak, benih direndam dalam larutan POC NASA (1-2 cc/liter air) selama + 0,5 1 jam.

    3.3.4. Cara Penanaman
    Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).

    3.4. Pemeliharaan Tanaman
    3.4.1. Penyulaman
    Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).

    3.4.2. Penyiangan dan Pembumbunan
    Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong.
    Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.

    3.4.3. Pemberian POC NASA dan HORMONIK
    Penyemprotan POC NASA dilakukan 2 minggu sekali semenjak berumur 1-2 minggu (4-5 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan.

    3.4.5. Pengairan dan Penyiraman
    Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau dapat diberikan mulsa (jerami dan lain-lain). Saat berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan.

    3.4.6. Pemeliharaan Lain
    Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).

    3.5. Hama dan Penyakit
    3.5.1. Hama
    a. Uret 
    Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
    b. Ulat Penggulung Daun
    Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
    c. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
    Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
    d. Ulat Jengkal (Plusia sp)
    Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
    e. Kumbang Daun
    Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.

    3.5.2. Penyakit
    a. Penyakit layu atau “Omo Wedang”
    Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan menggunakan Natural GLIO.
    b. Penyakit sapu setan
    Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.
    c. Penyakit Bercak Daun
    Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan Natural GLIO di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.
    d. Penyakit Gapong
    Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.
    e. Penyakit Sclerotium
    Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
    f. Penyakit Karat
    Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

    Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
    3.6. Panen
    Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
    a) Batang mulai mengeras.
    b) Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
    c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.